Selasa, 22 Juli 2008

Gaya Sentrifugal


Suka nonton MotoGP gak Bro? Kalau gak suka ente jangan ngaku bikers. Disamping suka tegangnya kalau Rossi sedeng udak-udakan ame Pedrosa en Stoner, ane suka perhatiin gaya menunggang masing-masing. Salah satunya adalah gaya miringin badan saat nikung. Coba perhatiin, sama-sama miring tapi antar pembalap kagak sama. Begitu juga gaya Rossi nyang suka julurin kaki sebelum masuk tikungan yang banyak ditiru Pedrosa. Pertanyaannya, itu semua Cuma gaya-gayaan aja apa ade maksudnya? Ternyata dari baca buku sekolahan, sebagian besar gaya-gaya itu terkait dengan yang dinamakan GAYA SENTRIFUGAL.
Kate buku itu, apabila suatu benda diletakkan pada bidang datar dan bidang tersebut diputar, maka ada gaya yang mendorong benda tersebut kearah luar. Itulah Gaya Sentrifugal. Jadi, kalau bikers naik motor kemudian menikung pada kecepatan yang relative tinggi, maka bro akan merasakan seperti didorong kearah “luar” busur tikungan ( kalau nikung kanan dilemparnye ke kiri dan sebaliknya ). Gaya itu akan semakin besar apabila berat bendanya semakin besar atau “titik gravitasi”-nya semakin tinggi. Ini perlu dipahami agar bikers tahu cara menangkal gaya tersebut.
Mengurangi berat motor? Jelas tidak praktis. Jadi yang bisa dilakukan seorang biker adalah menurunkan titik gravitasi. Caranya dengan memiringkan sepeda motor kearah “dalam” busur tikungan. Tetapi dengan berat motor yang kadang seratusan kilogram, seakan motor itu “ngelawan” usaha bikers, yakni mau kembali tegak dengan sendirinya ( padahal si setan sentrifugal itu yang gerakin, bukan maunye motor itu sendiri ). Untuk ngelawan itu bisa aja bikers rebahin moton lebih dalam lagi. Masalahnya, daya cengkeram ban terbatas, jadi bisa-bisa motor kepeleset, bruukk, masuk rumah sakit. Oleh sebab itu para bikers handal milih “nyerosotin” duduknya ke samping dalam motor. Nah di MotoGP ini nyang asyik.
Tapi kok miringnya beda-beda ya? Ya iyalah, pan berat penunggangnya beda-beda? Nyang badannya gedean kayak si Collin Edward atawa Nicky Hayden, miringnya dikitan. Tapi nyang “kate” macem Pedrosa, ya musti lebih nyerosot. Apalagi Ducati-nya Stoner yang tenaganya ganas! Kalau nikung tuh kayak gulat ame banteng cing ( Emangnya nyang nulis pernah naek?). Nah soal julurin kaki? Katenye begini: Ritual nikung tuh urutannya LEPAS GAS – NGEREM – REBAH – NIKUNG – GAS LAGI. Dengan ngeliat jenis tikungannya, semuanya sudah ada TITIK dan GARIS ( namenye Racing Line )-nya, dimana mesti ngurangin gas, ngerem dan seterusnya. Sekali ente kagak patuh, pasti OUT. Disinilah jeniusnya Rossi, kalau persaingan udah ketat, dia pasti akan berusaha ngerem belakangan dari lawannya ( istilah kerennya Late Braking ). Tapi akibatnya udah masuk tikungan motornya belum bisa direbahin lantaran masih terlalu kenceng. Disinilah jeniusnya Rossi, telatnya ngrebahin motor dikompensasi ame julurin kaki, sekalian biar motor cepet rebahnya en kagak kebanting.
Gak percaya? Tuh pak Ketum mau ngundang guru yang bisa ngajarin SAFETY RIDING, Broer pade tanyain. Atawa, praktekin langsung aja di jalan, tapi ane kagak tanggung jawab lho akibatnya ha..ha..ha..
- originally from BBC.K001

Minggu, 13 Juli 2008

Pertamax Plus = Ngacir.?



Waktu istirahat di sela-sela touring ke Lampung kemarin saya dengar omongan seorang biker: “Pantes saja larinya skuter Piaggio KP001 kenceng banget, karena ternyata diisi Pertamax Plus !”. “Lho, kalo gitu semuanya saja diisi pertamax plus, jadi Touringnya cepet nyampe, gak sampe nginep-nginep di jalan !” Itulah kalo gak “gaptek”. Motornya KP001 larinya kenceng karena emang tenaganya gede. Tenaganya gede karena kombinasi dari CC motornya gede dan kompresi ( walah apa lagi nih) mesinnya tinggi. Karena kompresinya tinggi, maka mesti pakai bensin yang OKTAN-nya tinggi, itulah Pertamax Plus. Tambah bingung kan? Tenang, kite terangin pake cara yang mudah.

Oktan adalah ukuran yang diterapkan di bensin yang menunjukkan sampai di suhu panas berapa ia terbakar dengan sendiri ( tanpa disundut percikan api ). Untuk menyeragamkan dipakai angka yang disebut RESEARCH OCTANE NUMBER atau biasa disingkat RON. Semakin tinggi angka RON-nya semakin tahan panas dia. Nah, bensin premium yang kalian pakai itu RON 88, Pertamax 91 dan Pertamax Plus 95. Selanjutnya, kalian tau piston mesin kan ?( Orang Betawi bilang ZEKER ) Gerakannya naik turun karena udara yang dimampetin waktu naik dicampur bensin dari karburator trus dibakar pakai busi:DORR !! piston ditendang ledakan itu kebawah, tapi setelah mentok dibalikin lagi keatas sama KRUK AS yang bentuknya bunder. Gitu bolak-balik sampai motormu ngacir. Semakin tinggi kompresinya semakin mampat udaranya dan semakin gede tendangannya dan semakin besar tenaganya. Tetapi semakin tinggi kompresinya semakin tinggi pula panas yang timbul. Nah disini Oktan berbicara. Untuk motor yang biasa dipasarkan di Indonesia sengaja dibikin kompresinya rendah. Misalnya 1 : 9; Jangan bingung, itu perbandingan volume silinder saat piston pol dibawah ( misal volumenya 90 cc) dan saat pol diatas ( disini jadi cuma 10 cc ). Jadi temen-temen bisa pakai Premium yang murah meriah. Tetapi resikonya, tenaga mesinnya kecil. Biasanya dikompensir dengan memperbesar volume atau CC motor ( tapi jadinya boros juga ya?). Sedang motor punya KP001 itu bikinan luar nagri, jadi kompresinya tinggi, tenaganya gede tapi resikonya? Pakai Pertamax Plus! Kalau pake Premium? Ya bensinnya terbakar duluan sebelum businya ngeluarin api. Akibatnya gak jadi tenaga tetapi malah mesinnya panas. Tandanya? Mesin”ngelitik” ( itu sebenarnya bunyi ledakan kecil-kecil di dalam silinder ).

Jadi jelas kan sekarang, kenapa motor KP001 ngacir? Kalau pingin, jangan Cuma bensinnya dituker motornya juga. Jual kebun mertua he..he..he


- Originally by BBC.K001

Jumat, 04 Juli 2008

Seputar SAE Oli Mesin



Salah satu fungsi utama oli mesin adalah untuk mengurangi keausan yang disebabkan adanya gesekan atau friksi antar dua komponen mesin yang bergerak atau bergesekan satu sama lain. Makin kecil koefisien gesek suatu oli mesin, maka pelumasan semakin baik dan keausan semakin kecil. Kekentalan suatu oli mesin merupakan sifat fisik oli yg cukup penting. Namun terkadang masih banyak Otomania salah mengartikan kekentalan/SAE suatu oli mesin . Bahkan tdk jarang mitosnya lebih menonjol ketimbang faktanya. Disini kami mencoba berbagi tentang ilmu kekentalan oli ini dari hasil uji yg dilakukan di Lab. Lemigas terhadap berbagai merk dan SAE oli yg beredar di pasaran. Mudah2 hal ini menjadi pencerahan bagi Kita semua dan tidak keliru lagi memaknai kode SAE/kekentalan suatu oli mesin. Semoga..

Berikut adalah hal2 yg perlu difahami ttg kekentalan/SAE oli mesin :
  1. Kekentalan/SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas2 suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya.
  2. rendah (encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan yg kental.
  3. Makna sesungguhnya dari kode SAE bukanlah sekedar encer atau kental, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tersebut untuk beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi.
  4. Kode SAE 20W50 misalnya, makna dibalik kode ini sebenarnya, suatu oli yg memiliki kemampuan (telah lulus uji) distarter pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C . dan memiliki minimum keketalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS).
  5. Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dg Huruf W semakin dingin suhu ujinya, dst.
  6. Oli yg paling umum dipakai di negara bersalju adalah SAE 10W30 dan 5w30. Apapun jenis mobilnya. Disini faktor pertimbangnnya murni kondisi/suhu di negara tsb. Kalau memakai oli mis.20w50 , kendala utamanya adalah jenis oli tsb. bisa membeku pada kondisi dingin/salju di negara tsb. Utk Di Indonesia, sejatinya, menurut lembaga API berapapun kode SAE bisa dipakai tanpa mesti khawatir bermasalah dimesin.. Dan lebih utama adalah SAE 20w50,10w40. Namun utk ”performa/kinerja” mesin2 modern, oli-oli lebih encer menjadi layak dipertimbangkan.
  7. Pada umumnya oli kental + adtif friksi dan anti aus yg bagus, lebih memiliki sifat perlindungan yg lebih baik pd mesin dibandingkan yg encer. Kalau Cuma kental aja tapi aditif nya jelek tidak berpengaruh. Oli encer lebih mendukung pada performa dan irit bensin, namun kekurangannya relatif kurang baik pada perlindungan mesin. Dan cenderung memperpendek usia mesin.
  8. Keketalan/SAE bukanlah satu-satunya hal yg mendukung kinerja dan perawatan mesin. Kandungan aditif pada oli lebih menentukan baik tidaknya perawatan mesin.

Demikian hal-hal umum yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan oli mesin motor kesayangan para bro sekalian. Semoga menambah wawasan dan menambah mantap aktivitas berkendara ente yah bro..

Aktivitas Touring [3#3]



Pada tulisan berikut ini kami akan memaparkan prosedur yang perlu diikuti baik oleh peserta maupun petugas dalam aktivitas touring. Seperti telah dipaparkan sebelumnya, agar dapat berlangsung secara zero-accident, ada pakem-pakem yang hendaknya diikuti dalam aktivitas bermotor yang mengasyikan ini. Dalam aktivitas touring, semua peserta terbagi ke dalam 2 (dua) kategori besar : Peserta dan Petugas, yang mengikuti kegiatan dalam koridornya masing-masing. Selain itu, sepesifikasi perlengkapan juga terbagi untuk 2 (dua) kelompok, perlengkapan kendaraan dan perlengkapan pengendara. Oke bro, daripada lama-lama, mending langsung aja kali yah.? Berikut ini adalah kondisi motor yang diijinkan ikut dalam perjalanan touring (berlaku untuk semua peserta dan petugas) :
  1. Kendaraan dapat berjalan dengan baik.
  2. Ban harus dalam keadaan baik. Dilarang memakai ban kecil dan atau terlalu tipis.
  3. Semua lampu (depan, belakang, rem, sen) harus berfungsi dengan baik. Dilarang mamakai lampu yang dapat menyilaukan pengendara di belakangnya seperti bahan mika putih & bohlam putih.
  4. Oli mesin dan minyak rem dalam keadaan baik.
  5. Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik.
  6. Klakson berfungsi dengan baik.
  7. Kaca spion lengkap. Dilarang memakai kaca spion kecil.
  8. Toolkit standard lengkap.
  9. Bahan bakar penuh.

Sedangkan berikut ini adalah perlengkapan yang diperlukan oleh pengendara dan penumpang (boncenger) termasuk petugas (road capten, vooridje (fo-rider), safety officer (satgas), sweeper, technical office) :

  1. Helm. Pengendara dan penumpang diwajibkan memakai minimal helm open face (3/4) lengkap dengan kacanya. Dilarang keras memakai helm cetok.
  2. Jacket. Diwajibkan memakai jaket dan disarankan yang agak tebal untuk proteksi yang lebih baik.
  3. Celana Dilarang memakai celana pendek. Disarankan memakai celana dengan bahan yang tebal seperti jeans.
  4. Sepatu Pengendara dan penumpang diwajibkan memakai sepatu, dianjurkan sepatu dari jenis bahan kulit dan memiliki tinggi minimal semata kaki.
  5. Sarung tangan Diwajibkan memakai sarung tangan.
  6. Body Protector/Pelindung dada. Disarankan memakai body protector.
  7. Jas Hujan Diharuskan membawa jas hujan baik untuk pengendara maupun penumpang. Dilarang memakai jas hujan jenis ponco.
  8. Obat-obatan untuk keperluan pribadi. Membawa obat-obatan yang diperlukan untuk keperluan pribadi.

Selain itu, juga terdapat dokumen-dokumen yang harus ada pada setiap peserta dan petugas adalah Kartu Identitas (KTP), Surat Ijin Mengemudi (SIM), dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Demikian perlengkapan standar kendaraan dan pengendaranya yang harus dipenuhi oleh setiap peserta (dan petugas) dalam aktivitas touring.

Oke bro, keep going aja with your bike. Selalu ber-safety riding, our brotherhood never ends.. and Bravo BBC.!